Bincang Energi Muda kali ini mengundang Marlistya Citraningrum sebagai Program Manager for Sustainable Access, IESR. Pada program tersebut, Marlistya Citraningrum menjabarkan mengenai solarhub.id dan energi surya. Solarhub.id merupakan semi-marketplace yang menghubungkan pengguna dengan perusahaan jasa pemasangan PLTS Atap. Selain itu, solarhub.id juga berperan dalam mengedukasi masyarakat terkait energi surya, salah satunya kalkulator surya. Hingga saat ini, solarhub.id telah mampu menyediakan perusahaan terdekat dan terpercaya untuk 12 kota di Indonesia. Nantinya, akan ada sistem review terhadap perusahaan terkait, sehingga pengguna dapat lebih yakin dalam memilih provider mereka.

Menurut Marlistya Citraningrum, transisi energi dari energi fosil menjadi energi terbarukan sudah menjadi keharusan, karena dampak gas rumah kaca yang dihasilkan semakin nyata. Energi surya dapat menjadi opsi dalam tindakan ini. Energi surya memiliki beberapa keunggulan, diantaranya: dapat didirikan di banyak lokasi, mencakup skala rumahan hingga yang lebih luas, sumber energi yang bagus dalam meningkatkan kesejahteraan, bersifat demokratis karena bisa diakses oleh banyak orang, dan hanya membutuhkan waktu singkat dalam pengimplementasiannya. Sebagai gambaran, waktu yang dibutuhkan dalam pemasangan PLTS Atap untuk 1 rumah hanya membutuhkan waktu 1 hari saja.

Berdasarkan Indonesia Summer Summit 2022, seluruh elemen di Indonesia memiliki target pemasangan PLTS hingga 2,3 GW. Sementara itu, target Indonesia terkait pemasangan PLTS Atap yang tergabung dalam program strategis nasional mencapai 3,6 GW. Kondisi ini perlu mendapatkan perhatian khusus, mengingat pemerintah menargetkan 23% energi bersumber dari EBT di tahun 2025. Jika melihat kondisi saat ini, untuk 5 tahun terakhir pertumbuhan penggunaan energi surya terbilang bagus. Hal itu dikarenakan banyak masyarakat yang sudah sadar akan pentingnya EBT. Namun, mengenai semua itu tentunya butuh peraturan baik dan kontribusi dari berbagai pihak. Dengan begitu, ketika PLTS ini tumbuh seharusnya dapat menjadi kesempatan industri tenaga surya yang terampil dan lapangan kerja terampil.

Terkait bantuan keuangan dapat dipandang dari dua sisi, sisi pengguna dan sisi penyedia. Dari sisi penyedia, beberapa perusahaan mapan sudah memiliki model bisnis yang baik. Namun, untuk UMKM di kota-kota kecil perlu adanya dorongan dengan cara memudahkan akses terhadap modal. Sedangkan untuk sisi  pengguna, motivasi seperti kesadaran lingkungan menjadi nilai yang perlu ditumbuhkan yang tentunya perlu diseimbangkan dengan tawaran pembiayaan yang menarik. Terdapat 3 opsi pembayaran hingga saat ini, yaitu: cicilan, diskon, dan sewa. Sistem sewa umumnya digunakan oleh perusahaan besar dan tidak cocok untuk skala kecil. Hal itu dikarenakan panjangnya jangka waktu yang diberikan, sehingga dikhawatirkan pengguna dalam skala kecil tidak mampu melaksanakannya. Dalam penerapannya, biaya sewa dibayarkan dengan sistem penghematan energi.

Pemasangan PLTS Atap atau untuk skala kecil terbilang siap untuk Indonesia, terlihat dari teknologi yang tidak begitu rumit, produk yang sudah tersedia di dalam negeri, ketersediaan tenaga kerja, dan mampu diterapkan di setiap provinsi. Namun, untuk urusan pemerintah tentunya perlu waktu untuk kesiapan aturan terutama untuk perusahaan besar yang menerapkan sistem on grid. Terkait intensif pemerintah mengenai PLTS Atap, terdapat bentuk cashback sesuai dengan kapasitas terpasang yang masih memiliki kelemahan, karena PLTS Atap harus dipasang terlebih dahulu. Salah satu langkah yang dapat diterapkan dalam menunjang pemasaran PLTS ke daerah yang jarang PLTS adalah melalui BUMDes, dengan menjadikan PLTS sebagai salah satu jenis usahanya.

Bicara mengenai sistem pemasangan tenaga surya, terdapat beberapa tipe, yaitu on grid, off grid, dan hybrid. Sistem on grid masih tersambung dengan listrik PLN dan terdapat perhitungan. Sementara itu, untuk sistem hybrid baterai dipasang sebagai penyimpanan kapasitas dari listrik berlebih yang dihasilkan PLTS ketika siang hari, baterai ini digunakan sebagai energi pada malam harinya ketika PLTS tidak mampu menghasilkan energi di malam hari, selain itu juga terdapat perhitungan. Selanjutnya, untuk sistem off grid konsumsi energi secara penuh bisa dipenuhi tanpa listrik dari PLN, dibantu dengan penggunaan baterai. Dalam pemasangan PLTS Atap nanti, maksimal kapasitas terpasang adalah sebesar 100% dari kapasitas listrik terpasang sesuai dengan peraturan pemerintah. Tentunya diperlukan gambaran mengenai atap rumah pengguna sebagai gambaran awal untuk pemasangannya nanti.

Pada sesi penutupan, Marlistya Citraningrum menyimpulkan bahwa energi surya merupakan bisnis yang disruptif karena memungkinkan pengguna untuk memilih sendiri sumber energi mereka. Dengan berkembangnya industri ini tentunya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia, seperti pembukaan lapangan kerja yang berkaitan dengan green job.

 
EPISODE LAINNYA

Tagged: , , , ,
FOLLOW AND SUBSCRIBE
Episodes

BEM #17 | The importance of Solar Panel Providers to accelerate clean energy solutions in Indonesia

oleh Bincang Energi time to read: 3 min
0